Pekerjaan Baru dan Restu Ibu


Pada hari Jum'at, 8 November 2019, aku mendapat offering letter dari sebuah perusahaan marketplace fashion. Setelah sebelumnya aku diwawancarai langsung oleh Andrew, Sang direktur. Offering letter tersebut berisi tawaran pekerjaan untukku. Pekerjaan yang sejauh ini sesuai dengan minat dan skill-ku, namun jabatannya tidak lagi khusus mengurus konten.

Kali ini aku dipercaya menjadi manajer pengembangan bisnis (Business Development Manager) di marketplace tersebut. Sungguh sebuah berita yang menggembirakan, mengingat aku sudah sangat tertarik dengan pekerjaan ini sejak pertama kali melamar.

Dalam mencari pekerjaan di Surabaya, besarnya gaji bukan lagi jadi prioritasku. Aku kini hidup sendiri. Tidak ada lagi kebutuhan rumah tangga yang harus aku penuhi. Aku tinggal numpang di rumah Ibu, dan sementara terbebas dari uang sewa rumah atau sejenisnya. Maka besaran gaji pun bukan lagi prioritas utama.

Lagipula, standar gaji di ibu kota dan di Surabaya amat berbeda. Jauh sekali bagaikan bumi dan langit. Besaran gaji yang kudapat di kantor baru ini setengah kalinya besaran gaji di kantor terakhir di Jakarta. Tetapi menariknya, aku merasa plong mendapat pekerjaan ini meski pun gajinya tidak sebesar di Jakarta.

Sejak suamiku meninggal, aku hanya ingin menyibukkan diri. Melakukan hal yang menyenangkan hati. Alhamdulilah jika hal yang kusenangi itu menghasilkan uang. Untuk saat ini, aku belum mau dan belum mampu untuk berpikir yang berat-berat. Aku hanya mau melakukan pekerjaan yang membuatku happy.

Makanya, ketika ada perusahaan yang menawariku pekerjaan dengan gaji lebih tinggi, tetapi pekerjaan itu jauh dari latar belakang profesi dan pengalamanku; aku pun memilih untuk menolaknya. Sudah terbayang bagaimana terbebaninya mentalku bila aku mengerjakan suatu hal yang tidak kunikmati. Betapa akan tertekannya jiwaku bila setiap hari aku ngantor dengan perasaan tidak bahagia. Maka gaji yang lebih besar itu tidak akan ada artinya.

Aku bersyukur Allah menggiringku menuju pengambilan keputusan, disertai cara yang begitu smooth. Tiada kendala yang berarti, ketika dua perusahaan lain yang sudah meminangku memahami keputusanku bahwa aku tidak bisa bergabung di tempat mereka.

Allah begitu baik. Maha Pemurah. Memang sudah jadi jalan-Nya ketika di Surabaya aku diberikan kemudahan mencari pekerjaan. Inilah jawaban atas kegelisahanku beberapa waktu lalu sebelum suamiku meninggal dunia. Keresahan dan kegundahan karena aku tak kunjung mendapat pekerjaan di Jakarta. Puluhan lamaran sudah kusebarkan, belasan wawancara telah kujalani, namun belum ada satu pun perusahaan yang memberiku offering letter.

Rupanya inilah jawabannya. Allah menginginkan aku tinggal di Surabaya, dekat dengan keluarga. Niat melakukan pekerjaan yang juga direstui Ibunda. Sejak awal melamar, semuanya aku diskusikan dengan Ibu. Dan inilah hasilnya. Aku berhasil mendapat pekerjaan yang sesuai minat, talenta, skill, dan pengalaman. Hatiku pun terasa plong karena sedari awal, ini semua telah didiskusikan dengan Ibunda tersayang.

Alhamdulilah, wa syukurillah. <3

Comments

Popular Posts